BIOLOGI



KEANEKARAGAMAN HAYATI
KELAS X
BAB 6
A.      Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas. Menurut UU No. 5 Tahun 1994 keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
1.    Keanekaragaman Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Semua makhluk hidup dalam satu spesies memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama, tetapi susunan gennya berbeda. Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan susunan gen dalam satu spesies makhluk hidup. Keanekaragam gen dalam satu spesies makhluk hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas. Contoh keanekaragaman tingkat gen.
a.       Keanekaragaman warna pada bunga mawar, yaitu mawar merah, mawar kuning dan mawar putih.
b.      Keanekaragaman bentuk, ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial ayam, yaitu pada ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dsb.

2.      Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies (tingkat jenis) adalah variasi atau perbedaan sifat dan penampilan antarindividu berbeda spesies/jenis dalam satu familia (keluarga). Keanekaragaman spesies terbentuk karena perbedaan struktur dan jumlah gen. Misalnya variasi antara kucing, harimau, citah dan singa. Walaupun keempat hewan tersebut termasuk dalam satu kelompok kucing, tetapi di antara mereka terdapat perbedaan fisik, tingkah laku dan habitatnya.

3.      Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaan ekosistem adalah variasi bentuk dan jenis bentang alam, daratan maupun perairan, di mana tubuhan, hewan dan organismeyang lain saling berinteraksi. Keanekaragaman ekosistem, contohnya ekosistem lumut, ekosistem hutan berdaun jarum, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem padang rumput, ekosistem padang pasir dan ekosistem pantai. Setiap ekosistem memiliki ciri fisik, kimiawi dan biologis tersendiri.
B.       Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara dengan sebutan Megadivercity Country karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dengan keunikan tersendiri. Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia dapat dijumpai dalam hutan hujan tropis. Di dalamnya ditemukan banyak jenis tumbuhan dan hewan, bahkan terdapat spesies endemik yaitu spesies lokal, unik dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu contoh: salak (Salacca edulis), misalnya salak pondoh berasal dari Desa Soka Sleman, Yogyakarta, dan salak bajalen dari Ambarawa.
1.    Persebaran Fauna di Indonesia
Menurut garis Wallace dan Weber, Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah persebaran fauna yaitu wilayah Oriental (kawasan barat Indonesia), Australian (kawasan timur Indonesia), dan Peralihan.
a.       Fauna di Wilayah Oriental
          Ciri-ciri fauna di wilayah Oriental antara lain terdapat berbagai macam primata, Mammalia besar, dan berbagai jenis burung yang memiliki kicauan yang merdu.
          Contoh jenis fauna endemik: badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, tapir (Tapirus indicus) di Pulau Sumatra, orang utan (Pongo pygmaeus) di Pulau Sumatra dan Kalimantan, jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Pulau Bali, dan gajah (Elephas maximus) di Sumatra dan Kalimantan.
b.      Fauna di Wilayah Australian
          Ciri-ciri fauna di wilayah Australian antara lain didominasi hewan berkantong, terdapat Mammalia berukuran kecil, dan banyak jenis burung yang berwarna.
          Contoh jenis fauna endemik: cenderawasih (Paradisaea minor), kasuari (Casuarius casuarius), dan kanguru di Papua dan Maluku.
c.       Fauna di Wilayah Peralihan
          Ciri-ciri fauna di wilayah Peralihan antara lain adanya jenis hewan yang mirip dengan hewan di wilayah Oriental dan Australian.
          Contoh jenis fauna endemik: babi rusa, anoa, maleo di Sulawesi, dan komodo di Pulau Komodo.

2.    Persebaran Flora di Indonesia
Flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Hutan hujan tropis di daerah Malesiana memiliki ciri didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon yang menghasilkan biji bersayap, contoh: meranti (Shorea spp.) dan keruing (Dipterocarpus spp.). Tipe hutan pada Indonesia bagian timur agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Papua terdapat hutan non-Dipterocarpaceae.

Ciri-ciri hutan hujan tropis di Indonesia yaitu adanya tumbuhan berkanopi rapat dan banyak tumbuhan memanjat (liana). Selain hutan hujan tropis, di Indonesia juga terdapat hutan musim, sabana, dan padang rumput. Macam-macam flora endemik di Indonesia antara lain.
a.       Rafflesia arnoldii terdapat di Bengkulu, Sumatra Barat, dan Jambi.
b.      Matoa (Pornetia pinnata) terdapat di Papua.
c.       Durian (Durio zibethinus), mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis) terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
d.      Meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan rotan (Liana sp.) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
e.       Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Maluku.
f.       Kayu besi (Eusideroxylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.

C.       Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Dalam kehidupan sehari-hari, keanekaragaman tumbuhan dan hewan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder guna meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
1.    Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak, misalnya:
a.         sandang (ulat sutra, domba, kapas)
b.         pangan (serealia atau biji-bijian, umbi-umbian, sayur, buah, telur, daging, susu)
c.         papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo)
d.        udara bersih (tumbuhan hijau atau pepohonan).
2.     Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya:
a.       transportasi (kuda, unta, sapi)
b.      rekreasi (pepohonan, hutan, taman bunga, tanaman hias, burung berkicau, keindahan bawah laut, hewan piaraan).

Beberapa nilai manfaat yang terkandung dalam keanekaragaman hayati sebagai berikut.
1.      Nilai konsumtif, artinya keanekaragaman hayati memberikan manusia sumber daya untuk mencukupi kebutuhan pangan (contoh: padi, jagung, pisang, ayam), perumahan (contoh: kayu jati, meranti), dan kesehatan (contoh: kunyit, kencur, temulawak).
2.      Nilai ekonomi, artinya keanekargaman hayati tersebut dapat diperjual belikan atau dapat dihargai dengan uang. Contoh: rotan dan kayu ramin diekspor untuk bahan furnitur, karet dan kopi menjadi komoditas ekspor yang penting di pasar dunia.
3.      Nilai ekologis, artinya keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Contoh: keberadaan terumbu karang mendukung kelangsungan hidup ikan dan hewan air, hutan hujan tropis merupakan paru-paru bumi dan dapat menjaga kestabilan iklim global.
4.      Nilai biologis, artinya keanekaragaman hayati dibutuhkan sebagai penunjang kehidupan bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Contoh: tumbuhan mengeluarkan oksigen untuk pernapasan makhluk hidup lain.
5.      Nilai ilmiah, artinya keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai bahan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh: penelitian dan penangkaran penyu di Meru Betiri Banyuwangi.
6.      Nilai estetika, artinya keanekaragaman hayati dapat memenuhi kebutuhan batin/mental spiritual yang dapat enambah ketenangan dan kebahagiaan manusia. Contoh: taman laut dengan keindahan terumbu karang sebagai tempat rekreasi.

D.      Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati
1.      Aktivitas manusia yang menurunkan keanekaragaman hayati (dampak negatif) yaitu:
a.       perusakan habitat, contoh: pembukaan hutan untuk permukiman dan lahan pertanian, eksploitasi sumber daya hayati yang berlebihan, perusakan terumbu karang di laut
b.      pencemaran ekosistem karena penggunaan pestisida
c.       penebangan hutan secara liar
d.      sistem budidaya tanaman monokultur.
2.      Aktivitas manusia yang meningkatkan keanekaragaman hayati antara lain:
a.       pemuliaan bibit unggul
b.      penghijauan/reboisasi
c.       pengendalian hama secara biologi
d.      penebangan hutan dengan peremajaan (tebang pilih dan tanam kembali).

E.       Konservasi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati disebut juga sumber daya alam hayati karena merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Konservasi sumber daya alam hayati adalah upaya yang dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam tersebut. Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia dilakukan secara in situ dan ex situ.
1.    Pelestarian in situ adalah melakukan perlindungan agar tumbuhan dan hewan dapat hidup sesuai dengan habitat aslinya. Contoh: pelestarian komodo (Varanus komodoesis) di Pulau Komodo, badak bercula jawa (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, dan bunga bangkai (Rafflesia arnoldii) di Bengkulu.
2.      Pelestarian ex situ adalah melakukan perlindungan dan pemeliharaan tumbuhan dan hewan di luar habitat aslinya. Pelestarian ex situ dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain.
a.       Kebun botani, yaitu kebun yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan yang hidup. Contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur, dll.
b.      Kebun koleksi, yaitu kebun yang berisi berbagai jenis nuftah tanaman yang akan dipertahankan dan dikembangkan dalam bentuk hidup. Misalnya koleksi kelapa di Bone-Bone.
c.       Kebun plasma nuftah, yaitu mirip kebun koleksi, namun tidak hanya mengembangkan plasma huftah yang unggul, tetapi mencakup bibit tradisional serta kerabat liarnya.
d.      Penangkaran hewan, contoh: penangkaran penyu, buaya, ayam hutan, dan orang utan.

F.        Memelajari Keanekaragaman Hayati dengan Klasifikasi
1.      Dasar, Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi adalah kegiatan pengelompokkan organisme yang didasarkan pada keseragaman atau persamaan sifat dalam keragaman. Persamaan sifat tersebut meliputi persamaan anatomi, morfologi, fisiologi, geografi dan habitat, analogi dan homologi, dll.

Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih mudah dalam memelajarinya.

Adapun manfaat klasifikasi bagi manusia antara lain.
a.       Mengetahui jenis-jenis organisme.
b.      Mengetahui hubungan antarorganisme.
c.       Mengetahui kekerabatan antarmakhluk hidup yang beraneka ragam.
2.      Tahapan dalam Klasifikasi
a.          Pencanderaan makhluk hidup, dengan melakukan identifikasi makhluk hidup dimulai dari ciri-ciri yang tampak dan mudah diamati (morfologi, anatomi, dan fisiologi).
b.         Pengelompokkan makhluk hidup, berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki.
c.          Pemberian nama makhluk hidup.
3.      Tingkatan Klasifikasi
Klasifikasi menurut Carolus Linnaeus dibagi menjadi beberapa tingkatan/takson. Urutan takson dari yang paling tinggi sampai yang terendah tingkatannya adalah sebagai berikut.
a.       Kingdom (kerajaan) atau Regnum(dunia).
b.      Phylum (filum) untuk hewan atau Divisio (divisi) untuk tumbuhan.
c.       Classis (kelas).
d.      Ordo (bangsa).
e.       Familia (suku).
f.       Genus (marga).
g.      Spesies (jenis).
4.      Sistem Tata Nama Ganda (Binomial Nomenclature)
Pemberian nama takson pada tingkat spesies harus berpedoman pada sistem tata nama ganda (binomial nomenclature), yaitu cara pemberian nama spesies dengan dua kata. Aturan ini dikemukakan oleh Carolus Linnaeus yang dikenal sebagai Bapak Klasifikasi. Ketentuan sisitem ini sebagai berikut.
a.       Terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin.
b.      Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
c.       Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
d.      Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.
Contoh: Oryza sativa (padi) atau Oryza sativa (padi).
5.      Kunci Determinasi
Identifikasi makhluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu makhluk hidup. Kunci determinasi adalah daftar ciri-ciri organisme yang dipergunakan dalam mengklasifikasikan organisme. Dasar yang digunakan dalam kunci determinasi adalah identifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.

ORGANEL SEL HEWAN dan TUMBUHAN

KELAS XI

BAB I

Organel Sel Hewan dan Tumbuhan
a) Nukleus (inti sel). didalamnya terdapat DNA, RNA, dan protein. Berdiameter 10-20 mm. Berfungsi sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, dan pengatur pewarisan sifat. Pada organisme eukariotik, kecualisel darah merah mamalia dewasa dan sel floem, inti sel terlindung oleh selaput inti (karioteka).
Bagian penting nukleus adalah:
  • Karioteka. Terdiri dari 2 lapis, berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung inti. Selaput luar inti berhubungan dengan retikulum endoplasma (RE).
  • Matrik (nukleoplasma). Adalah cairan inti berbentuk gel yang mengandung substansi kimia seperti ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang kromatin. Benang kromatin terdiri dari untaian DNA yang terikat dengan protein dasar (histon). Benang yang memendek, menebal, dan mudah menyerap zat warna disebut kromosom.
  • Nukleolus (anak inti). Mengandung DNA dan salinan gen yang memberi kode RNA. Fungsinya adalah berperan dalam sintesis RNA.

b) Retikulum Endoplasma.sebagai saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan dengan nukleus. RE dibedakan menjadi RE kasar dan RE halus. Keduanya berfungsi mensintesis lemak dan menetralisir racun.

c) Ribosom. Diamaternya sekitar 20nm. Terdapat bebas di sitoplasma atau melekat di membrane RE. Tersusun dari protein dan RNA dengan perbandingan sama banyak. Ribosom yang menempel di RE berfungsi mensintesis protein untuk dikeluarkan dari sel, sedangkan yang melayang di sitoplasma memproduksi protein untuk sel.

d) Sentriol. Berisi sekelompok mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat nukleus. Berperan dalam proses pembelahan sel.

e) Kompleks Golgi. Ditemukan oleh Camillo Golgi 1898. berfungsi untuk mengangkat dan mengubah materi-materi di dalamnya secara kimiawi, menghasilkan lendir, sekresi protein, glikoprotein, membentuk dinding sel tumbuhan, membentuk lisosom dan enzim pencernaan.

f) Lisosom. Mengandung enzim pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase. Enzim ini dibentuk oleh RE kasar dan dikirim ke kompleks golgi. Berfungsi untuk mencerna materi yang diambil secara endositosis, autofagi (penyingkiran struktur yang tidak dikehendaki dalam sel), eksositosis (pembebasan enzim di luar sel), dan autolisis (penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom dalam sel).

g) Mitokondria. Terlindung oleh membran ganda. Membran dalam yang berlekuk disebut Krista, untuk mengatur pemindahan enzim dan gerakan ADP atau ATP melalui membran ini dalam respirasi sel. Ruangan yang terletak di antara lipatan membran adalah matriks, mengandung enzim pernapasan (sitokrom) dan senyawa DNA< RNA, protein.

h) Kloroplas.terdapat klorofil dan pigmen fotosintetik lain yang terletak pada sistem membran dan bertebaran pada seluruh stroma. Dalam fotosintesis, reaksi fase terang berlangsung pada grana, sedangkan fase gelap berlangsung di stroma.
Pigmen fotosintetik terbagi dua. Klorofil adalah pigmen hijau yang menyerap sinar merah, biru, ungu, dan memantulkan sinar hijau, kecuali jika tertutup oleh pigmen lain. karotenoid adalah pigmen warna kuning, oranye, merah, atau coklat yang menyerap sinar gelombang ultra ungu-biru.

i) Badan Mikro (Peroksisom dan Glioksisom). Peroksisom terdapat pada sel hewan dan tumbuhan yang berfungsi untuk menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun bagi tubuh menjadi oksigen dan air. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan yang berperan dalam metabolisme lemak (mengubah lemak menjadi gula).

Organel yang hanya terdapat di sel tumbuhan:
a) Dinding sel. Adalah bagian terluar sel untuk proteksi dan penunjang. Dinding yang terbentuk saat pembelahan adalah dinding primer dan setelah mengalami penebalan berubah menjadi dinding sekunder.

b) Vakuola (rongga sel). adalah rongga berisi cairan yang dikelilingi membran selapis. Sel hewan juga memiliki vakuola tetapi jumlahnya lebih sedikit dan kecil. Fungsinya untuk memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgor sel; adanya pigmen antosian, seperti antosianin yang memberi warna cerah pada bunga, pucuk daun, dan buah; tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti kristal kalsium oksalat, alkaloid, tannin, dan lateks; tempat penyimpanan zat makanan seperti sukrosa, garam mineral, dan inulin terlarut.

c) Plastida. Dalam perkembangannya ia dapat berubah menjadi 3 tipe, yaitu:
  • Leukoplas. Adalah pasltida berwarna putih/tidak berwarna. Terdapat pada organ tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari, seperti organ penyimpanan cadangan makanan. Leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (untuk membentuk dan menyimpan amilum), elaioplas/lipidoplas (membentuk dan menyimpan minyak/lemak), proteoplas (menyimpan protein).
  • Kloroplas. Mengandung klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetis lainnya. Klorofil dibedakan menjadi 3, yaitu klorofil a menampilkan warna hijau iru, klorofil b menampilkan warna hijau kuning, klorofil c menampilkan warna hijau cokelat, klorofil d menampilkan warna hijau merah.
  • Kromoplas. Memberi aneka warna nonfotosintesis seperti pigmen merah, oranye, kuning, dll. Pigmen yang termasuk dalam kelompok ini adalah, karoten (warna kuning pada wortel), xantofil (kuning pada daun tua), fikosianin (biru pada ganggang), fikosantin (cokelat pada ganggang), fikoerotrin (merah pada ganggang).
Organel sel yang hanya terdapat pada sel hewan:
Vakuola. Pada beberapa jenis hewan bersel 1, misalnya Amoeba dan Paramecium, ditemukan vakuola. Pada Paramecium terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil/berdenyut (menjaga tekanan osmotik sitoplasma, disebut alat osmoregulator) dan vakuola nonkontraktil (mencerna makanan, disebut vakuola makanan).

Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi:

Daftar isi

1. Tipe sel

  • Sel Parenkim - Sel ini memiliki fungsi untuk menyokong berdirinya tumbuhan, juga merupakan dasar bagi semua struktur dan fungsi tumbuhan. Sel parenkim memiliki dinding primer yang tipis, dan sitoplasma yang sangat fungsional. Sel ini hidup saat dewasa, dan bertanggung jawab terhadap fungsi biokimia.
  • Sel kolenkim
  • Sel skelerenkim

2. Tipe jaringan

  • Jaringan epidermis - jaringan paling luar yang membungkus tumbuhan
  • Jaringan pengangkut - berperan dalam pengangkutan di dalam tubuh tumbuhan
  • Jaringan tanah - melakukan fotosintesis, penyimpanan makanan, dan penyokong struktur.
    • Parenkim - Dinding primer tipis, tidak memiliki dinding sekunder; dapat berkembang menjadi jaringan tumbuhan yang lebih terspesialisasi.
    • Kolenkim - Dinding primer yang tebal, bergabung untuk menyokong bagian tumbuhan yang sedang tumbuh.
    • Sklerenkim - Dinding sekunder tebal, menyokong bagian tumbuhan yang tidak tumbuh.

3. Bagian

  • Membran sel
  • Dinding sel
  • Plasmodesma
  • Vakuola
  • Plastida
  • Badan golgi
  • Ribosom
  • Retikulum endoplasma
  • Mitokondrion
  • Mikrotubula
  • Mikrofilamen
  • Lisosom
  • Tubuh mikro
  • Hyaloplasma
  • Nukleus
    • Membran nuklear
    • Pori-pori nuklear
    • DNA
    • Kromatin
    • RNA
      • RNA duta
      • RNA transpor


      PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
      KELAS XII
                                 
      Perbedaan Pertumbuhan dan perkembangan
      No
      Pertumbuhan
      Perkembangan
      1
      Bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa.
      Suatu proses menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks)
      2
      Bersifat kuantitatif
      Bersifat kualitatif
      3
      Irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula)
      Reversibel (dapat kembali ke keadaan semula)
      4
      Dapat diukur dengan menggunakan alat: auksanometer
      Tidak dapat diukur


      Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan,
      1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer .

      Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
      a.a.Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
      Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
      b.b.Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
      Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
      c.c.Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
      berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.

      2.Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
      Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.

      Macam-macam Perkecambahan pada Biji
      1.Perkecambahan hipogeal: apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik keatas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.
      Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.

      2.Perkecambahan epigeal: apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.

      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan:
      1.Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
      eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
      1.Air dan mineral
      •2.Kelembaban.
      •3.Suhu
      4.Cahaya

      2.Faktor internal: faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

      Macam-macam hormon pada tumbuhan:
      1.1.Auksin
      2.2.Giberelin
      3.3.Sitokinin
      4.4.Gas Etilen
      5.5.Asam Absisat
      6.6. Kalin

      Macam-macam hormon kalin adalah sebagai berikut.:
      a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
      b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
      c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
      d.Filokalin: merangsang pembentukan daun

      Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:
      Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang
      tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi

      Pengaruh Nutrien pada pertumbuhan Tumbuhan:

      No
      Unsur hara
      FUNGSI
      1
      Belerang (S)
      Merupakan komponen utama protein dan koenzim pada tumbuhan
      2
      Fosfor (P)
      Merupakan komponen pembentuk asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzim
      3
      Magnesium (Mg)
      Merupakan komponen klorofil dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
      4
      Kalsium (Ca)
      Merupakan unsur penting dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel, memelihara struktur dan permeabilitas membran, dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
      5
      Kalium (K)
      Merupakan kofaktor yang berfungsi dalam sintesis protein
      6
      Nitrogen (N)
      Merupakan komponen asam nukleat, protein, hormon dan koenzim
      7
      Oksigen (O)
      Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
      8
      Karbon (C)
      Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
      9
      Hidrogen (H)
      Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
      10
      Molibdenum (Mo)
      Komponen esensial untuk fiksasi nitrogen
      11
      Nikel (Ni)
      Kofaktor untuk enzim yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen
      12
      Seng (Zn)
      Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
      13
      Mangan (Mn)
      Merupakan unsur yang aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan beberapa enzim
      14
      Besi (Fe)
      Merupakan komponen sitokrom, mengaktifkan beberapa enzim
      15
      Klor (Cl)
      Diperlukan untuk tahapan pemecahan air pada fotosintesis, diperlukan dalam menjaga keseimbangan air